Suasana peresmian Tanjak Coffee adn Resto (doc PGRI Riau)
Pekanbaru-Tanjak Coffee and Resto hadir bukan sekadar sebagai tempat menikmati kopi dan kuliner, tetapi sebagai ruang dialog dan lahirnya ide-ide segar untuk kemajuan Pekanbaru. Peresmian awal atau soft opening kedai ini dilaksanakan pada Jumat, (18/7/2025), dan dihadiri oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemko Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut.
“Atas nama Pemerintah Kota, kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya. Di saat ekonomi melambat, masih ada yang berani berinvestasi. Ini menjadi energi positif untuk menggerakkan ekonomi Pekanbaru,” ujar Ingot.
Ia menambahkan bahwa kehadiran Tanjak Coffee and Resto sejalan dengan visi Walikota dalam membangun kota yang berbudaya, maju, dan sejahtera. Tempat seperti ini, menurutnya, bukan hanya memperkuat sektor ekonomi, tetapi juga menjadi arena transformasi budaya melalui interaksi lintas generasi.
“Kami berharap dari tempat ini lahir pemikiran-pemikiran segar yang bisa dikristalisasi menjadi program nyata. Penguatan budaya tidak cukup hanya secara simbolik, tapi harus menyentuh nilai-nilai moral, seperti kejujuran, kerja keras, dan kebersamaan,” tambahnya.
Ketua PGRI Provinsi Riau, Prof. Dr. H. Adolf Bastian, M.Pd, yang menggagas berdirinya tempat ini, menyebut Tanjak Coffee and Resto sebagai lompatan pertama PGRI dalam sektor jasa. “Selama ini PGRI dikenal dengan dunia pendidikan, tapi kami merasa punya tanggung jawab moral untuk ikut menggerakkan ekonomi rakyat,” kata Prof. Adolf.
Ia menjelaskan bahwa konsep resto ini bukan hanya sekadar tempat nongkrong, tetapi juga pusat pengembangan kuliner tradisional Melayu. Di tengah gempuran budaya populer dan makanan cepat saji, restoran ini hadir dengan misi untuk menghidupkan kembali cita rasa lokal yang mulai terlupakan.
“Kami ingin makanan dan minuman tradisional Melayu dikenalkan kembali kepada generasi muda. Ini bukan sekadar soal kuliner, tetapi juga bagian dari upaya membangun kesadaran budaya,” tegasnya.
Tanjak Coffee and Resto, menurut Prof. Adolf, juga didesain sebagai ruang intelektual — tempat pertukaran ide, gagasan, dan wacana-wacana baru. Ia berharap, warung kopi ini menjadi titik temu para pemikir, seniman, pelajar, hingga masyarakat umum untuk berdiskusi dan berkarya.
Visi besar ini tidak berhenti di Pekanbaru. PGRI Provinsi Riau berencana menghadirkan Tanjak Coffee and Resto di setiap kabupaten dan kota di Riau. “Ini bukan sekadar tentang bisnis, tetapi tentang membangun ekosistem ekonomi yang berakar pada budaya dan kearifan lokal,” pungkasnya.
Dalam setiap cangkir kopi yang disajikan, tersimpan harapan untuk kebangkitan ekonomi rakyat dan kejayaan budaya Melayu di tanah sendiri. (BT/FYS)
Aliqu justo et labore at eirmod justo sea erat diam dolor diam vero kasd
Jl Rambutan No 17, Merpoyan Damai, Pekanbaru.
+62 761
info@nusantarareport.com
© nusantarareport.com. All Rights Reserved. Design by HTML Codex